Dunia maya kembali diramaikan dengan adanya sosok pria berseragam. Dilansir dari laman twitter @kapansarjana_, terdapat sebuah video yang menampakkan sosok polisi yang sedang memegang senjata dan berkata "Pacar kamu ganteng? Kaya? Bisa gini nggak?" sambil mengokang senjata yang dibawanya.
Hal ini menimbulkan berbagai respon dari netizen. Menurut hemat penulis, hal ini wajar terjadi karena setereotip yang berlaku di masyarakat tentang pria berseragam. Namun, apakah menjadi wajar ketika membenci mereka kita menghujat mereka? Lalu dimanakah letak kesalahan pria berseragam sehingga dibenci khalayak ramai?
Sejauh ini menjadi pria berseragam mungkin menjadi tujuan bagi beberapa orang. Entah alasan karir, menjadi penerus keluarga, ataupun alasan lain. Namun, yang perlu digaris bawahi dalam hal ini adalah resikonya. Bila sudah berstatus sebagai pria berseragam atau istilah kerennya A Man With Uniform, berarti harus siap disorot sebagai Pelayan Publik (Public Service).
Tapi, sejauh ini bila diamati lebih dalam. Kebanyakan dari para Pelayan Publik ini malah memanfaatkan seragamnya untuk mengejar eksistensi. Bertebaran pada media sosial instagram foto para Public Service, mereka tampak gagah dan berwibawa. Tak heran jika eksistensi mereka ikut naik pula. Namun, sejauh ini yang kita amati. Banyak sekali kinerja para Public Service ini kebanyakan mendapatkan respon yang tidak memuaskan bagi masyarakat. Jadi, apakah tujuan menjadi kalangan berseragam sesungguhnya? Menjadi Pelayan Publik yang berkontribusi? Ataukah hanya sekadar memenuhi konsumsi publik dengan meningkatkan eksistensi?
Setereotip Di Masyarakat
Untuk meningkatkan karir, seorang Pelayan Publik pastinya menginginkan pendamping hidup yang selain setia. Pastinya juga dapat meningkatkan karirnya juga karena prestasi pendamping hidupnya. Setereotip masyarakat ikut berkembang ketika viral sebuah foto pre-wedding menampakkan gambar seorang anggota TNI dengan seorang Bidan yang ramai menjadi konsumsi publik. Hal ini sebenarnya telah menjadi paradigma lama.
Ya, karena kebanyakan anggota TNI memilih pasangan Bidan atau yang berkaitan dengan bidang kesehatan. Tentunya para kaum hawa yang bukan dari kalangan kesehaan secara tidak langsung merasa insecure dengan atas hal ini.
Namun, selain sama-sama memiliki rasa. Ada beberapa alasan mengapa bisa terjadi seperti itu. Terutama alasan kesamaan memiliki jam dinas yang tidak tetap. Merasa sama dan seperjuangan. Alasan ini makin diperkuat dalam sebuah serial Descendants of The Sun yang menggambarkan kisah cinta antara anggota militer dengan tim medis saat terjadi berlangsungnya peperangan.
Penggunaan seragam yang membuat pria tampak berwibawa membuat kaum hawa terpesona. Calon mertua mana yang menolak mendapatkan menantu seperti ini. Dari sisi orang tua sendiri pastinya mendukung, selain tampak berwibawa karir dan masa depan pun terjamin. Tak heran jika pada tahun terakhir ini, pendaftar CPNS meledak karena banjir formasi yang tersedia.
Elektabilitas VS Eksistensi
Bila melihat eksistensi, jelas mereka sebagai Pelayan Publik yang bersergam mayoritas mendapatkan pandangan baik. Tanpa mendapat doktrin dari siapapun, secara tidak langsung masyarakat awam merasa segan terhadap kalangan berseragam ini.
Namun, lebih penting manakah antara eksistensi dan elektabikitas mereka? Tidak sedikit juga publik yang mendapat perlakuan buruk dari oknum berseragam ini.
Mulai dari kasus penegakkan keadilan, sistem rekrutmen, dan pelayanan yang kadang bikin gelen-geleng kepala. Contoh kasus yang paling sering kita temui adalah penertiban pengendara bermotor. Tidak sedikit masyarakat yang mengeluh dengan penetapan tilang yang kadang tidak masuk akal. Apakah ini salah instansi? Tidak, ini salah oknum tetapi berbalut seragam. Walau demikian, pasti buruknya akan kembali pada setereotip masyarakat.
Disisi lain, seperti yang kita ketahui adalah kasus pelayanan kependudukan. Tidak sedikit masyarakat yang mengeluhkan hal ini. Mulai dari antrian yang panjang, sistemasi legalisir dokumen yang serba rumit, dan parahnya adalah kehabisan blanko yang menyebabkan harus merevisi dokumen sementara selama 3 bulan sekali.
Contoh diatas adalah bukti bahwa selama ini elektabilitas para Pelayan Publik menurun. Padahal, bukan hanya eksistensi mereka saja yang penting. Tak heran, jika masyarakat kadang mempertanyakan kinerja mereka.
Bangga menggunakan seragam belum tentu bangga terhadap pekerjaannya. Melayani publik bukan sekadar perkara terlihat berwibawa dan disegani masyarakat. Tetapi soal kerelaan hati mengabdi untuk negeri.
setuju banget sama ini, seterotip mendarah daging ka
BalasHapusAjegile emang
HapusKlo kata dosen akuuu kan pas perang tentara bnyk ngebutuhin tenaga medis,Sedangkan tenaga medis mayoritas perempuan disana lah mereka cinlok akhirnya turun temurun sampe sekarang;v
BalasHapusMereka belum mengerti gimana setelah menikah dan sama_sama sudah bekerja, ora tau iso prei bareng,,��, sijine piket sijine preii..���� Rasaaknooo...!!
BalasHapusIntinya satu aja bro..tu si cewek memang gila anggota..cinta sma baju nya bkn sma org nya..kalau gk dapat yg original yang gadungan pun jadi..yg penting ada seragamnya..
BalasHapusWhoopsie
HapusPadahal yg mayoritas cewek tuh banyak, kayak anak akuntan, adm.perkantoran, arsiparis sama kecantikan wkwk
BalasHapusSijine piket sijine prei, kelon karo guling wkwkwkwkwkwwk
BalasHapusBunda saya bukan bidan
BalasHapusTapi ayah saya anggota
Buktinya nikah
Bunda saya cuma lulus SMA
Senasib. Mamiku cuma ijazah SMA tapi fine aja :)
HapusYang menjadikan ribet sebenarnya tradisi yang aneh
BalasHapusBaru pake sragam gitu aja songong? kerja dulu yang bener. kalo g mau di hakimi secara sosial ya gausah aneh2 di media sosial!
BalasHapusDis! feeling freak sama yang begini. Bapakku bintang 2 aja ga poernah songong hahahaha
BalasHapusBahas STIN dong kak. Penasaran
BalasHapusNgaco banget gan
HapusBahas yg lain aja lah ka :v
HapusKak, caranya meet up sama kakak gimana?
BalasHapusIknow nih sendernya, ga buka meet n greet nih sayangnya wkwkwk
HapusWauw rame nih numpang lapak dong kak wkwkwk. Bahas yg bisa dibahas kak
BalasHapusJuragan brankas?
HapusBisa ga si gausah bawa2 perawat di postingan cowo berseragam, mgkn ada yg gitu tp ga semua anjir, yg kuliah bkn perawat/bidan jg banyak kok yg gila cowo seragaman. Kzl w lama2
BalasHapuspacarmu ganteng tapi gak bisa bikin km ketawa,
BalasHapus-dodit
Dapurane sawah akeh kok megaya
BalasHapusPrnah ngobrol brng uwa (kknya mamah) yg profesinya polisi, diceritain dlu dftar polisi g bilng2 krna dilarang sma kakek, soalnya bnyk yg benci. Smua dia lakuin demi mengabdi pd negara, dan kata2 dia yg paling gw inget adlh "jaman skrng yg dftar kbnyakan demi gengsi bkn dari hati"
BalasHapusYang gengsi kebanyakan orang tuany padahal. Ada yang sama?
BalasHapus2020 = seragam polri sudah bukan lagi simbol keamanan, tapi simbol ke fakboy.an. ahihihi
BalasHapusAda lagi?
Pen boom in tapi, bapa gue polisi
BalasHapusSama bro
HapusWah artikelnya keren gan
BalasHapusJangan lupa follow @rendyterness
Jadi, abang pilih yang mana? Perawat atau bidan?
BalasHapusPilih yang solehah dong ka:(
HapusGue nikah ga makan peluru ya cok
BalasHapusim agree w/ this opinion
BalasHapusbahas stin dong bang
BalasHapusDi web resmi STIN udah ada kok. Kalo mo tau info lanjut ya coba aja daftar hehe
Hapus